Nature-Based Solution (NBS) atau dalam dalam bahasa Indonesia disebut Solusi Berbasis Alam dipercaya sebagai salah satu solusi mengatasi perubahan iklim. Lalu, apa itu NBS?
Dunia saat ini tengah menghadapi ancaman dampak perubahan iklim yang semakin nyata. Mulai dari peningkatan suhu global, kekeringan akibat musim kemarau yang panjang, hingga bencana hidrologi seperti banjir. Di tengah kompleksitas masalah ini, muncul sebuah konsep yang diharapkan mampu membawa angin segar, yakni Nature-Based Solutions (NBS), atau yang sering disebut Solusi Berbasis Alam.
Nature-Based solutions (NBS) adalah solusi yang melibatkan cara kerja alam untuk mengatasi tantangan sosial dan lingkungan. Tantangan tersebut meliputi perubahan iklim, kesehatan manusia, ketahanan pangan, polusi air, keamanan air, hilangnya keanekaragaman hayati, dan manajemen risiko bencana.
Solusi ini pertama kali muncul di akhir tahun 2000-an yang diperkenalkan oleh Bank Dunia dan diperjuangkan oleh International Union for Conservation of Nature (IUCN). Beberapa solusi yang ditawarkan adalah pertimbangan keanekaragaman hayati dalam adaptasi dan mitigasi perubahan iklim sebagai hal yang krusial. Sejak itu, konsep ini semakin populer di kalangan praktisi dan pembuat kebijakan.
Salah satu fokus NBS adalah konservasi dan pengelolaan keanekaragaman hayati melalui perlindungan, restorasi atau pengelolaan ekosistem hingga penciptaan ekosistem baru. Selain itu, NBS juga menekankan berbagai manfaat bagi kesejahteraan manusia termasuk pengentasan kemiskinan, pembangunan dan prinsip-prinsip tata kelola.
NBS menawarkan keunggulan dalam mengurangi dampak perubahan iklim. Studi menunjukkan bahwa solusi berbasis alam mampu menyumbangkan sekitar 20% dari upaya mitigasi yang diperlukan hingga tahun 2050 untuk menjaga pemanasan global di bawah batas 2°C. Namun, hal ini perlu diimbangi dengan pentingnya pengurangan emisi dari sektor-sektor kunci lainnya.
Kontribusi Plan Indonesia dalam NBS
Yayasan Plan International Indonesia (Plan Indonesia) melalui program kaum muda tangguh krisis iklim, mendorong keterlibatan kaum muda dalam solusi berbasis alam. Program ini dilakukan melalui kerjasama antara Plan Indonesia dengan kaum muda dari karang taruna setempat untuk menginisiasi kegiatan konservasi mata air di Kabupaten Timor Tengah Selatan, Nusa Tenggara Timur.
Konservasi ini dilakukan dengan memanfaatkan solusi berbasis alam (Nature-Based Solution/NBS) untuk menjaga keberlanjutan sumber daya mata air. NBS diakui sebagai metode efektif untuk melindungi wilayah dari risiko kekeringan dengan meningkatkan kapasitas penyimpanan air dan memperlambat pelepasan air.
Kegiatan konservasi mata air ini dilaksanakan melalui kolaborasi dengan Karang Taruna, pemerintah desa, dan relawan di dua desa, yaitu Desa Tli’u dan Desa Mnelaanen. Proses ini mencakup berbagai tindakan, mulai dari membersihkan area mata air, menanam pohon, hingga memasang papan himbauan untuk perlindungan mata air.
Sebanyak 950 bibit pohon seperti beringin, jambu air, pinang, dan nanas ditanam di lahan seluas 300 meterpersegi. Selain itu, kaum muda melakukan pembersihan area mata air dan memasang papan imbauan untuk mendorong kesadaran masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan sekitar mata air.
Sebelumnya, Plan Indonesia telah memberikan pelatihan kepada kaum muda yang terlibat karang taruna terkait solusi berbasis alam untuk isu konservasi air dan isu lainnya di desa mereka. Tujuannya, agar kaum muda bisa terlibat aktif dalam kegiatan mengatasi dampak perubahan iklim melalui advokasi dan kolaborasi dengan pemerintah, lembaga/organisasi, dan masyarakat setempat.
Nature-Based Solutions (NBS) bukan hanya sekadar konsep, tetapi sebuah gerakan global untuk mengatasi tantangan lingkungan dengan cara yang berkelanjutan dan efektif. Kontribusi Plan Indonesia dalam mendorong keterlibatan kaum muda dalam konservasi mata air adalah contoh bagaimana NBS menjadi solusi nyata dalam berkontribusi mengatasi krisis iklim.
The post Nature-Based Solution, Mengatasi Perubahan Iklim dari Alam untuk Bumi appeared first on Plan International.